Sabtu, 21 Maret 2009
GALERI KARYA FOTOKU
GALERI FOTO KARYAKU :
1. CATATAN KAKEK (pasar Legi SOLO)
Foto ini aku ambilketika hunting di Pasar Legi Solo, awalnya mau motret para pekerja wanita yg menurunkan kelapa dar truk,eeh malah ketemu si kakek ni yg lagi ngitung/nyatat jumlah kelapa yg dah masuk ke kiosnya, kerut2 wajahnya cukup menarikperhatianku apalagi terlihat ada cahaya yg nerobos dari sisi kanan dan jatuh pas di wajah sang kakek menambah dramatis dan menonjolkan karakter sang kakek, kamera yg digunakan SLR dg lensa 70-200, bukaan 3,5, s:1/60 ,karena cahaya sangat minim pencahayaan aku kurangi 2 stop menjadi 1/250 dtk dg film slide fuji provia 100, krna pencahayaan dkurangi 2 stopmakawaktu cuci filmminta diPUSH 2 stop, HASILNYA seperti diatas menurutku cukupmemuaskan. bagaimana menurut anda?
2a. PRAMBANAN SENJA
senja di waduk cengklik
2b. PRAMBANAN MALAM
3. PAGI CERAH (cadas pangeran)
4. KERJA KERAS
5.BUNGA RUMPUT
(Hanya bunga rumput, bunga liar yang tumbuh diseberang jalan depan rumahku. Hanya bunga rumput yang sekian lama terabaikan karena dianggap tak ada eksistensinya. Bunga Rumput, benarkah tiada keindahan dibalik keliarannya? Bunga Rumput, benarkah tiada pesona dibalik ke"takdiharapkan" kehadirannya. )
6.SINERGI
7.sunrise di kampungku
8. misteri purnama
9.pesawatku, terbanglah
10. bebek kecilku
11. namaku TONI
(Namaku toni, aku tinggal di jurug tepi bengawan solo. Kalo kalian ingin mengunjungiku, jangan lupa bawa sekeranjang buah, sekantong kacang goreng dan sebatang rokok.)
12.pengrajin gamelan
13. tak terkejar
Hak cipta foto-foto di atas adalah milik fotografer pemilikblog ini (WASRIPIN,S.ST,CDT),dan dilindungi oleh Undang-undang.
Dilarang mendownload, mengkopi, dan/atau menggunakan foto ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa seijin fotografer.
14. simbah ngrokok
Jumat, 20 Maret 2009
PEMERIKSAAN OS ZIGOMATIKUM PADA KASUS TRAUMA
(Radiografer pada RSUD DR> MUWARDI SURAKARTA
A. PENDAHULUAN
Os zigomatikum adalah bagian dari tulang-tulang pembentuk wajah. Apabila terjadi trauma, os zigomatikum dapat mengalami fraktur (Syaifudin, 1997).
Untuk dapat memperlihatkan adanya fraktur maka diperlukan pemeriksaan, salah satunya adalah dengan pemeriksaan radiologi (foto polos).
B. DISKRIPSI KASUS
Pasien seorang laki-laki 50 tahun, sebulan sebelumnya mengalami kecelakaan sepeda motor, sudah dilakukan fiksasi pada rahang karena terdapat fraktur mandibula. Pasien mengeluh masih merasa nyeri pada daerah pipi kanan dan terdapat bengkak. Dokter mengirim pasien ke radiologi dengan permintaan rontgen zigomatikum kanan.
C. TEKNIK PEMERIKSAAN
Pemeriksaan yang dilakukan adalah Proyeksi tangensial (oblik).
1. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus.
2. Persiapan Alat
Kaset dan film ukuran 18 x 24 cm, Bucky Table (Moving grid)
3. Posisi Pasien
Pasien prone
4. Posisi Objek
Kepala ekstensi sehingga OML membentuk sudut 37 terhadap kaset, dagu menempel kaset. Atur posisi (putar) kepala kearah sisi yang tidak sakit 15.
5. Pengaturan Sinar
CR : Tegak lurus kaset. CP : Arkus zigomatikus menuju pertengahan kaset. FFD : 100 cm. Kolimator dikecilkan.
D. HASIL RADIOGRAF
E. DISKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN
- Tampak os zigomatikus kanan tidak super posisi dengan objek yang lain (mandibula dan calvaria).
- Tampak fraktur os zigomatikus
- Tampak soft tissue sweling.
F. PEMBAHASAN/DISKUSI
Terdapat beberapa proyeksi dalam pemeriksaan os zigomatikus antara lain Submentovertex (SMV) Projection, AP Axial Projection dan Tangential (Oblique) projection (Bontrager, 2001). Pada kasus ini dipilih peoyeksi Tangential (Oblique) dengan alasan dapat memperlihatkan os zigomatikus dengan baik dan pasien cukup nyaman karena posisi kepala tidak terlalu ekstensi dibanding proyeksi SMV. Kekurangan dari proyeksi ini adalah tidak dapat dibandingkan kanan dan kiri.
G. KESIMPULAN
Proyeksi Tangential dapat memperlihatkan os zigomatikus dengan baik dan pasien nyaman.
REFERENSI
Bontrager K L, 2001, Textbook of Radiographic Position and Related Anatomy, Edisi V, Mosby Inc, Missouri
Syaifudin, 1997, Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Kamis, 19 Maret 2009
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KASUS DISLOKASI ACROMIO-CLAVICULA (AC) JOINT DENGAN PROYEKSI AP STRESS
(oleh :WASRIPIN,S.ST,CDT)
A. PENDAHULUAN
Dislokasi Acromio-clavicula (AC) Joint adalah dislokasi yang terjadi pada sendi antara ujung distal clavicula dengan acromion. Dislokasi AC Joint dapat terjadi karena adanya ruptur ligamen acromioclavicular dan ligamen coracoclavicular. Kebanyakan terjadi pada usia 15 – 40 tahun karena aktivitas olah raga dan kecelakaan lalu lintas (Apley, 1993).
Untuk mengetahui adanya dislokasi AC joint dan tingkat kerusakannya diperlukan pemeriksaan radiologi dengan proyeksi AP Stress.
B. DESKRIPSI KASUS
Pasien adalah seorang laki-laki 37 tahun, mengalami cedera saat latihan militer. Datang ke IGD RSOS dengan keluhan nyeri pada bahu kanan dan sakit digerakkan. Sebelumnya pasien sudah berobat ke RSUD setempat, dilakukan foto rontgen bahu kanan AP dan tidak dijumpai kelainan (Gb.1). Oleh dokter IGD kemudian dikirim ke radiologi dengan permintaan : Rontgen AC Joint R/L AP Stress.
gb.1. hasil ro tanpa beban (tak tampak kelainan)
C. TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Persiapan
Tidak ada persiapan khusus.
2. Posisi Pasien
Pasien berdiri menghadap tabung sinar-x, kaset ukuran 35 x 43 cm dipasang melintang di belakang pasien. MSP di tengah kaset dan kedua bahu terkaver. Kedua tangan diberi beban masing-masing seberat 3 kg.
3. Pengaturan Sinar
CR : Tegak lurus kaset. CP : Manubrium sterni menuju pertengahan kaset. FFD : 100 cm. Kolimator dikecilkan sesuai kebutuhan.
D. HASIL RADIOGRAF
Gb 3. Hasil radiograf AC joint dengan pembebanan 3 kg.
E. DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN
- Tampak AC joint kanan melebar hingga lebih dari 1,5 cm.
- Jarak coraco-clavicula juga melebar hingga lebih dari 2 cm
- Kesan : Dislokasi AC Joint Grade III (ruptur ligamen acromioclavicular dan ligamen coracoclavicular.
gb.4.skema hasil ruptur ligamen
F. DISKUSI
Teknik ini dapat memperlihatkan dengan baik adanya dislokasi AC joint dan mengetahui grade (derajat) dislokasinya yang tidak terdeteksi pada proyeksi AP rutin (Greenspan, 1988). Pemeriksaan dilakukan kanan dan kiri agar dapat dibandingkan (Bontrager, 2001). Penilaian dilakukan dengan pengukuran jarak sendi dan dibandingkan dengan sisi yang lain. Kesulitan dari teknik ini adalah biasanya pasien merasa nyeri karena diberi beban (2,5 – 5 kg).
G. KESIMPULAN
Proyeksi AP Stress sangat baik untuk memperlihatkan adanya dislokasi AC joint.
REFERENSI
1. Apley A. G and Solomon L, 1993, Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, Sevent Edition, Butterworth Heineman, Oxford
2. Bontrager K L, 2001, Textbook of Radiographic Position and Related Anatomy, Edisi V, Mosby Inc, Missouri
3. Greenspan Adam, 1988, Orthopedic Radiologi : A Practical Approach, JB Lippincott Co, New York